Karya
mahasiswa fisika angkatan 2013
ALAT UKUR SALINITAS AIR
SALINOMETER
Untuk mahasiswa
ilmu-ilmu eksakta
dan kalangan umum
ALAT UKUR SALINITAS AIR (
SALINOMETER)
UNTUK MAHASISWA ILMU-ILMU EKSAKTA
DAN KALANGAN UMUM
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur
kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya
hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar
listriknya. Salinitas adalah kadar garam atau
tingkat keasinan yang terkadung pada air, salinitas juga terdapat pada tanah.
Salinitas yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah maka air
pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar.
PENERBIT
BAB I
|
A. PENGUKURAN
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya
teknologi elektronika, teknologi informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini
disebabkan di dalam fisika mengandung prinsip-prinsip dasar mengenai
gejala-gejala alam yang ada di sekitar kita. Fenomena dan gejala-gejala alam
tersebut meliputi besaran-besaran fisika di antaranya: gerak, cahaya, kalor,
listrik, dan energi.
Pengukuran adalah
penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur
hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen. Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau
kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error
peralatan yang bervariasi.
Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk
melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti
penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat
pengukur modern.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat
dinyatakan dengan angka. Satuan adalah pembagi dalam suatu pengukuran. Satuan
baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang
sama atau tetap untuk semua pengukuran. Satuan tidak baku adalah satuan yang
digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil tidak sama untuk orang yang
berlainan.
Pengukuran
atau measurement
merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang
bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan
instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini,
antara lain adalah sebagai berikut:
1.
tujuan
pengukuran.
2.
ada
objek ukur
3.
alat
ukur
4.
proses
pengukuran
5.
hasil
pengukuran kuantitatif.
Pengertian pengukuran menurut para ahli:
1. Menurut Budi Hatoro
pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat
kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
2. Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement)
adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari
suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik
tertentu.
3. Menurut Lien pengukuran adalah
sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk
keperluan analisis dan interpretasi.
4. Menurut Suharsimi Arikunto
pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
5. Menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah
proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan
suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.
Pada saat melakukan pengukuran,kita dihadapkan kepada
ketidakpastian nilai besaran yang diukur. Kita tidak akan pernah bisa
mendapatkan hasil pengukuran dengan nilai yang sebenarnya,melainkan hasil yang
kita peroleh hanya mendekati semata. Pendekatan nilai kebenaran pengukuran
dapat dilakukan dengan cara kita melakukan pengakuran berulang-ulang. Di dalam
pengukuran,nilai benar sebuah pengukuran yang berulang-ulang mendekati tak
terhingga dengan nilai simpangan rata-rata mendekati nol. Semakin banyak
pengkuran yang dilakukan,rata-rata nilai pengukuran akan semakin mendekati
nilai benar. Dalam suatu pengukuran di kenal macam-macam istilah sebagai
berikut:
a.
Akurasi dan Presisi
Akurasi adalah pendekatan pembacaan alat ukurdengan nilai
yang benar dari besaran yang diukur. Hasil pengukuran yang mendekati nilai
benar berarti mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Sebaliknya, jika hasil
pengukurannya jauh dari nilai benar berarti mempunyai akurasi yang rendah. Presisi
adalah ukuran kedekatan nilai dari hasil pengukuran satu dengan yang lain pada
pengukuran secara berulang. Alat yang mempunyai presisi rendah menghasilkan
pengukuran yang saling berdekatan dan mempunyai simpangan yang kecil. Alat yang
mempunyai presisi rendah menghasilkan pengukuran yang saling berjauhan dan
mempunyai simpangan yang besar.
b.
Sensitivitas
Dalam kehidupan sehari-hari sering didengarkata sensitivitas
yang menunjukan perubahan yang cukup besar karena masukan yang kecil. Di dalam
pengukuran, sensitivitas menunjukan perbandingan antara besarnya sinyal
keluaran(sering disebut respon) dengan besarnya sinyal masukan atau besaran
yang di ukur. Alat ukur yang sensitive berarti sinyal yang cukup kecil dapat
menyebabkan sinnyal keluaran yang cukup besar dan dapat mengukur dengan
ketelitian yang tinggi.
c.
Resolusi atau Diskriminasi
Nilai terkecil dari besaaran yang
dapat dibaca dengan dinamakan resolusi. Sebagai contoh, sebuah voltmeter
terbagi atas 100 skala dengan nilai terbesar skala yang terbaca adalah 200 v
dan 1/10 dari pembagian skala dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian yang
cukup sehingga voltmeter dikatakan mempunyai resolusi 1/10 x 200/100 = 0,2
volt. Peralatan yang resolusinya tinggi
bisa saja tidak sensitive karena membutuhkan nilai sinyal masukan yang cukup
vesar untuk membacanya.
BAB II
|
A.
SALINITAS
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah
per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang
terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas merupakan bagian dari sifat
fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain.
Pengertian menurut beberapa
referensi buku:
Salinitas
menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat dikonversi
menjadi oksida, semua
bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah
dioksida.Salinitas dinyatakan dalam satuan promil (%) atau g/kg (denada, 2011).
Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan,
presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan
dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut
dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air
tawar 0,5-5‰ (Nybakken, 1992).
( Nontji, 2007). Menghitung
nilai salinitas secara fisik adalah untuk menentukan salinitas melalui
konduktivitas air laut. Alat-alat elektronik canggih menggunakan prinsip
konduktivitas. Salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas
dengan ketelitian tinggi ialah salinometer yang bekerjanya didasarkan pada daya
hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya.
Selain itu telah pula dikembangkan pula alat STD (salinity-temperature-depth
recorder) yang apabila diturunkan ke dalam laut dapat dengan otomatis membuat
kurva salinitas dan suhu terhadap kedalaman di lokasi tersebut.
(Irkhos: 2005.32) Pengertian salinitas air yang
lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air
contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na,
Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa garam-garam magnesium, kalsium, kalium
dan sebagainya. Dalam literatur oseanografi dikenal istilah salinitas yang
maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut dalam satu liter air,
biasanya dinyatakan dengan satuan (pro mil, gram per liter).
Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena
itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang
terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun
1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika
semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses
kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida .
Salinitas juga merupakan
parameter yang digunakan dalam pengkajian oseanografi. Salinitas juga sangat
membantu dalam mempelajari gerak masssa air, hal ini berhubungan dengan
pencampuran. Konsentrasi garam terlarut dalam air laut sebagian besar berupa
ion klorida, natrium, sulfat, magnesium, kalsium, kalium, bikarbonat, bromida,
borat, stronsium dan florida. Dimana semuanya memiliki komposisi dilautan yang
relatif tetap .
Dengan pengecualian, terdapat variasi rasio kalsium dan bikarbonat yang
relatif kecil karena keterlibatan unsur tersebut dalam proses biologi dengan
rasio kalsium dan bikarbonat pada salinitas adalah 0,5% dan 10-20% lebih bar
dikedalaman dari pada dalam air permukaan. Konsentrasi rata-rata garam terlarut
di lautan adalah 3,5% terdapat berat atau dengan bagian per seribu menjadi 35%.
Sekarang salinitas diekspresikan dalam rasio sehingga mempermudah kita dalam
mengetahui apa saja yang konsentrasi .
Di dalam buku ini kami memberi informasi singkat dan jelas mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan alat ukur salinitas dan cara pengukuran salinitas .
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.
Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam
yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini
merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida
dan semua bahan organik telah dioksidasi.
a. Berikut merupakan metode-metode yang digunakan dalam
pengukuran salinitas baik secara kimia maupun fisika adalah :
Penentiuan nilai salinitas air laut dapat dilakukan melalui
berbagai cara, baik yang berdasarkan metode kimia maupun metode fisika.
Diantaranya yang umum dilakukan adalah:
1.
Metode
titrasi khlor.
Metode titrasi khlor merupakan metode klasik dalam pengukuran
salinitas air laut. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh OTTO PATTERSON
yang kemudian metode tersebut disempurnakan oleh M. KNUDSEN. Metode ini hingga
sekarang dikenal sebagai "Metode Knudsen" (U.S. HYDROGRAPHIC OFFICE
1959). Dalam metode ini ion khlor diikat oleh ion perak sehingga terbentuk
ga-ram perak yaitu perak khlorida (AgCl2) yang akan mengendap. Sebagai
indikator reaksi tersebut digunakan garam khromat (K2CrO4).
Jumlah ion perak yang dinyata-kan dalam jumlah gram perak nitrat yang diperlukan
dalam reaksi tersebut menun-jukkan besarnya nilai salinitas setelah dihi-tung
melalui rumus konversi. Perincian se-lengkapnya mengenai persiapan pereaksi dan
pelaksanaan pengukuran dapat dibaca dalam U.S. HYDROGRAPHIC OFFICE A (1959)
Publication 607.
Ketelitian pengukuran berdasarkan
meto-de Knudsen adalah 0,02 ‰ (MAMAYEV 1975), dan metode ini sudah jarang
diguna-kan oleh karena kurang praktis untuk dilaku-kan di lapangan dan besar
biayanya.
2.
Metode
berat jenis
Berat jenis air laut tergantung pada nilai suhu dan
salinitasnya . Dengan menentukan berat jenis dan suhu suatu air laut, maka
nilai salinitas air laut tersebut dapat ditentu-kan. Alat ukur yang menggunakan
metode ini disebut Hydrometer. Ada dua jenis hydrometer yaitu "density
hydrometer" yang mengukur berat jenis air laut dan nilai salinitas
dihitung dari tabel alat tersebut, dan "salinity hydrometer" yang
langsung menun-jukkan nilai slinitas air laut yang bersangkut-an. Ketelitian hydrometer
hingga 0,10 ‰. Alat ini biasanya digunakan sebagai alat ukur penguji sementara
dan untuk pengukuran sa-linitas secara kasar.
3. Metode pembiasan cahaya
Cahaya yang
menembus permukaan an-tara dua zat yang berbeda berat jenisnya akan
mengalami pembelokan arah penjala-rannya. Peristiwa ini dikenal dengan nama
pembiasan cahaya. Perbandingan antara si-nus sudut datang dan sinus sudut bias
ca-haya disebut indeks bias. Indeks bias air laut merupakan fungsi dari suhu
dan salinitas serta panjang gelombang cahaya. Dengan mengukur suhu dan indeks
bias air laut untuk suatu panjang gelombang cahaya tertentu, nilai salinitas
air laut dapat ditentukan. Alat ukur yang berdasarkan metode ini dinamakan
"refraktometer". Refraktometer memerlukan contoh air laut antara
beberapa tetes hingga sekitar 15 ml, tergantung pada jenis alatnya. Ketelitian
alat ukur ini berkisar antara 0,5 ‰ hingga 0,05 ‰ Alat ukur ini ringkas dan
sangat praktis untuk digunakan di lapangan.
4. Metode daya hantar listrik
Air laut merupakan
suatu larutan elek-trolit yang artinya dapat menghantarkan aliran listrik.
Sifat daya hantar listrik ini bergantung pada nilai salinitas dan suhu air
laut. Hubungan antara salinitas dengan daya hantar listrik air laut pada 15° C
adalah :
Saiinitas
‰ =
- 0,08996+
28,79720R15
- 12,800832R215 -10,67869R315+
5,98624R415 -
l,32311R515
dimana
R15 adalah
perbandingan antara daya hantar listrik air laut yang diukur terhadap hantar
air laut bersalinitas 35 ‰ pada suhu pengukuran 15° C.
Hampir
semua pengukuran saiinitas dewa-sa ini menggunakan metode daya hantar listrik.
Metode ini memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode lain,
antara lain pengukuran menjadi sangat praktis dengan ketelitian yang tinggi.
Kete-litian alat ukur ini sangat bervariasi yaitu antara 0,1 ‰ hingga 0,003 ‰ tergantung
pada tujuan pengukuran yang dilakukan. Untuk studi biologi kelautan ketelitian
sebesar 0,1 ‰ umumnya sudah dianggap sudah mencukupi, tetapi untuk studi
dinamika massa air diperlukan ketelitian minimal 0,01 ‰
Untuk mencapai ketelitian yang tinggi di
perlukan sistem alat ukur yang sangat peka dan hal ini berkaitan erat dengan
harga alat ukur tersebut.
b. Penentuan
Salinitas Air
1.
Cara Sederhana
Cara sederhana menentukan salinitas air yaitu dengan
cara mengambil air, misalnya air laut dalam takaran tertentu, misalnya 1 liter,
lalu air laut diuapkan sampai tertinggal garamnya. Garam yang tertinggal
ditimbang. Jika berat garam itu 35 gram, berarti kadar salinitasnya 35 gram.
2.
Cara Yang Lebih Maju Dengan Menggunakan Alat Yang
Namanya Salinometer.
Salinometer merupakan instrument yang digunakan untuk
mengukur kadar keasinan/salinitas pada air dengan menggunakan prinsip
konduktivitas listrik pada air:
c.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur salinitas dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
1. Alat ukur yang langsung mengukur nilai salinitas ketika
alat tersebut dicelupkan ke dalam air. Umumnya di samping mengukur saiinitas,
alat ini mengukur pula suhu air laut dan kedalaman pe ngukuran atau sejumlah
besaran lainnya seperti pH, kadar oksigen terlarut, kejer- nihan air dan
kecepatan suara di air tergantung dari tipe alat ukurnya. Alat ukur yang
termasuk dalam kelompok ini misalnya STD meter (Salinity, Tem perature, Depth
meter), salithermograph (hanya mengukur saiinitas dan suhu air) dan jenis
"water quality checker" se-perti Horiba.
2. Alat ukur yang memerlukan contoh air laut. Alat ukur ini
disebut "salinometer", dan pada umumnya salinometer mem- punyai
ketelitian yang lebih baik diban dingkan dengan alat ukur kelompok pertama.
Gambar 1 adalah contoh dari salinometer.
d.
Tinggi
rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor
berikut :
1. Penguapan,
makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya
tinggi dan sebaliknya.
2. Curah
hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air
laut itu akan rendah dan sebaliknya.
3. Banyak
sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan
sebaliknya.
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan juga menunjukkan bahwa pantai Kenjeran memiliki pH 7 yang termasuk pH normal (tidak asam dan tidak basa). Apabila pH rusak (terlalu asam atau terlalu basa) maka akan menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan CO2 yang akan dapat membahayakan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan juga menunjukkan bahwa pantai Kenjeran memiliki pH 7 yang termasuk pH normal (tidak asam dan tidak basa). Apabila pH rusak (terlalu asam atau terlalu basa) maka akan menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan CO2 yang akan dapat membahayakan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.
e.
Satuan Salinitas
Salinitas dinyatakan dengan satuan per mil gram per liter, artinya jumlah berat garam yang terlarut
dalam satu liter air laut dinyatakan dalam per mil (‰) yaitu per seribu kilo.
f.
Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut
Salinitas
Air Berdasarkan Persentase Garam Terlarut
|
|||
Air Tawar
|
Air Payau
|
Air Saline
|
Brine
|
< 0.05 %
|
0.05 – 3 %
|
3 – 5 %
|
> 5 %
|
Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa
organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas yang terlarut.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55,04%),
natrium (30,61%), sulfat (7,68%), magnesium (3.69%), kalsium (1,16%), kalium
(1,10%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam
borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut
adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang
hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Keberadaan garam-garaman
mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik
beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi
tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak
terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan
oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik
(konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Kandungan garam mempunyai pengaruh pada sifat-sifat air laut.
Karena mengandung garam, titik beku air laut menjadi lebih rendah daripada 0 0C
(air laut yang bersalinitas 35 %o titik bekunya -1,9 0C), sementara
kerapatannya meningkat sampai titik beku (kerapatan maksimum air murni terjadi
pada suhu 4 0C). Sifat ini sangat penting sebagai penggerak pertukaran massa
air panas dan dingin, memungkinkan air permukaan yang dingin terbentuk dan
tenggelam ke dasar sementara air dengan suhu yang lebih hangat akan terangkat
ke atas. Sedangkan titik beku dibawah 00 C memungkinkan kolom air
laut tidak membeku. Sifat air laut yang dipengaruhi langsung oleh salinitas
adalah konduktivitas dan tekanan osmosis.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas,
dengan didasarkan bahwa halida-halida terutama klorida
adalah anion
yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi,
halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts
per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram
garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas
dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik
sampel terhadap “Copenhagen water”, air laut buatan yang digunakan
sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan
salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas
Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar.
Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama
dengan 35 gram garam per liter larutan.
BAB III
|
A.
SALINOMETER
Salinometer merupakan
instrument yang digunakan untuk mengukur kadar keasinan/salinitas pada air
dengan menggunakan prinsip konduktivitas listrik pada air. Alat ini berupa
sebuah tabung gelas bertangkai kecil yang menggelembung pada bagian bawahnya
yang berisi busa merah.
Salinometer Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar
salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan di
laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa digunakan di lapangan
atau outdoor. Meskipun pengguna salInometer akan memberikan hasil pengukuran
yang relatif kasar, namun sudah cukup baik bila dilakukan dengan benar.
prinsip kerja salinometer didasarkan pada konduktivitas listrik pada air. Dalam
pengukurannya, salinometer menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai konduktor
listrik yang baik. Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut, diketahui
bahwa air laut berisi banyak kotoran seperti natrium klorida, magnesium
klorida, kalsium klorida dan sebagainya. Ion-ion klor membantu dalam konduksi
dan karenanya kotoran ini meningkatkan konduktivitas air.
Salinometer menggunakan satu set elektroda untuk
mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi untuk
memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang
diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinometer dengan air yang diukur. Hal ini
diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi dengan
kotoran tetapi variasi terhadap suhu juga. Kenaikan terjadi sekitar 2,2% untuk
setiap kenaikan derajat tunggal suhu.
Dapar dilihat juga alarm audio visual yang
aktif setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna dalam kasus
generator air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika
salinitas meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang
tersimpan dari keadaan tidak murni.
B. Prinsip
kerja Salinometer
Seperti yang disebutkan penjelasan di atas,
prinsip kerja salinometer didasarkan pada konduktivitas listrik pada air. Dalam
pengukurannya, salinometer menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai
konduktor listrik yang baik. Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut,
diketahui bahwa air laut berisi banyak kotoran seperti natrium klorida,
magnesium klorida, kalsium klorida dan sebagainya. Ion-ion klor membantu dalam
konduksi dan karenanya kotoran ini meningkatkan konduktivitas air.
Salinometer menggunakan satu set elektroda untuk
mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi untuk
memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang
diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinometer dengan air yang diukur. Hal
ini diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi dengan kotoran
tetapi variasi terhadap suhu juga. Kenaikan terjadi sekitar 2,2% untuk setiap
kenaikan derajat tunggal suhu. Dapar dilihat juga alarm audio visual yang aktif
setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna dalam kasus generator
air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika salinitas
meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang tersimpan dari
keadaan tidak murni.
C.
Koreksi drift salinometer (Sd)
Yang
dimaksud dengan "drift salinometer" adalah perbedaan hasil pengukuran
untuk air laut yang sama akibat adanya perbe-daan waktu pengukuran yang
disebabkan oleh kondisi salinometer tersebut. Untuk mengkoreksi drift
saiinometer tersebut perlu diiakukan pengukuran ulang dari air laut anak baku
secara berkala dengan teliti, misalnya tiap 10 atau 20 kali pengukuran contoh
air laut. Sebelum diiakukan pengukuran tersebut, sel salinometer harus dibilas
dulu beberapa kali dengan air laut anak baku tersebut. Jikalau terdapat
perbe-daan nilai salinitas antara 2 pengukuran air laut anak baku yang
terturutan dan de-ngan menganggap bahwa drift salinometer tersebut terjadi secara
linier terhadap waktu, maka nilai koreksi yang harus ditambahkan kepada nilai
salinitas contoh air laut adalah :
Sd = i/(n+l)(Ssub1-Ssub2)
dimana:
i adalah pengukuran
contoh air laut ke i
n adalah jumlah pengukuran con-toh air laut antara 2 pengukuran
air laut anak baku yang
bertumtan.
Ssub 1
dan Ssub 2
adalah salinitas air laut anak baku hasil pengukuran ke 1 dan 2
Dalam
melakukan koreksi ini lama waktu yang sama untuk tiap kali pengukuran akan
memberikan nilai koreksi yang lebih baik. Kebutuhan akan air anak baku sebagai
peng-ukuran ada tidaknya drift salinometer me-meriukan kondisi air laut anak
baku tersebut yang sama dalam tiap kali pengukuran. Oleh karena itu penyiapan
air laut anak baku yang cukup dan menghindarkannya dari penguapan merupakan syarat
mutlak yang harus dipenuhi. Pemakaian air laut baku da-lam hal ini akan lebih
baik, tetapi akan memerlukan air laut baku dalam jumlah banyak.
saling
berkaitan. Peristiwa-peristiwa tersebut dipengaruhi. oleh berbagai faktor yang
tidak berdiri sendiri, tetapi berinteraksi. Hal yang sama juga terjadi di
lingkungan Laut. Oleh karena itu walaupun salinitas me-rupakan suatu besaran
yang penting dalam ilmu kelautan, besar - besaran lainnya seperti suhu,
kandungan oksigen dalam air laut, kandungan zat hara di air laut dan
sebagai-nya tidak dapat diabaikan. Walaupun demikian pada beberapa hal peranan
salinitas tersebut memang menonjol dibandingkan dengan besaran-besaran lainnya.
D. Tabel Spesifikasi Salinometer
No
|
Aspek
yang diamati
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Tipe/ Model Alat
|
Analog
|
2
|
Kegunaan
|
Untuk
mengukur kadar salinitas suatu air
|
3
|
Batas ukur
|
0 – 50 %
kadar garam
|
4
|
Ketelitian
|
0,5
% kadar garam
|
E. Tabel Bagian dan Fungsi salinometer
No
|
Bagian
|
Fungsi dan kegunaan
|
1
|
Batang
skala
|
Menunjukkan
hasil pengukuran
|
2
|
Tabung
kaca
|
Penupang
batang kaca
|
3
|
Gabus
warna merah
|
Sebagai
beban yang membantu timbulnya gaya apung pada alat
|
F. Cara pengoprasian salinometer
a.
Mengkalibrasikan alat
terlebih dahulu
b.
Memasukkan
salinometer kedalam wadah yang berisi air yang akan diukur kadar
Garamnya
c.
Mengamati skala yang
ditunjukkan oleh alat
G.
MACAM – MACAM ALAT UKUR SALINITAS SELAIN SALINOMETER
1.
Refraktometer
Refraktometer
merupakan alat pengukur salinitas yang cukup umum. Juga disebut sebagai
pengukur indeks pembiasan pada cairan yg dapat digunakan untuk mengukur kadar
garam / konsentrasi bahan
terlarut. Misalnya gula, garam,
protein, dsb.
Prinsip alat ini adalah dengan memanfaatkan indeks bias cahaya untuk
mengetahui tingkat salinitas air, karena memanfaatkan cahaya maka alat ini
harus dipakai ditempat yang mendapatkan banyak cahaya atau lebih baik kalau
digunakan dibawah sinar matahari jadi sehabis kita mengambil sampel air laut
kita langsung menghitungnya dengan alat ini.
Refraktometer ditemukan
oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20.Indeks
bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya
dalam zat tersebut.
Indeks bias berfungsi
untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan
suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat
mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia
edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm
dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat
yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk
mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass
standart.
Berikut langkah - langkahnya :
a.
Tetesi refraktometer dengan aquadest
b.
Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang
tertinggal
c.
Teteskan air sampel yang ingin diketahui
salinitasnya
d.
Lihat ditempat yang bercahaya
e.
Akan tampak
sebuah bidang berwarna biru dan putih
f.
Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan
salinitasnya
g.
Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu
dan simpan refraktometer di
tempat kering
Ø Kelemahan:
zat yang
terlarut dianggap seluruhnya gula (untuk refraktometer sucrose) sedangkan untuk
refraktometer garam (salt) zat terlarutnya dianggap sebagai garam
NaCl.seluruhnya. ada 2 refraktometer : digital dan manual yang digital cukup
taruh cairan pada hole sample (2-5 mL) tekan start, keluar hasil di display.
yang manual, cukup taruh 2-3 tetes dipermukaan lensa kemudian ditutup, dari
ujung lubang diintip maka akan kelihatan batas terang gelap pada sekala berapa.
Ø
Keuntungan:
Refraktometer
alat ini bekerja berdasarkan indeks bias, dimana
indeks bias berubah untuk setiap perubahan brix.
indeks bias berubah untuk setiap perubahan brix.
2. Salinity Meter (Alat Pengukur Kadar Garam Terlarut dalam Air)
adalah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah salinity meter yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya.
Prinsip kerja
Salinity meter : Seperti yang
disebutkan penjelasan di atas, prinsip kerja salinity meter didasarkan
pada konduktivitas listrik pada air. Dalam pengukurannya, salinity meter
menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai konduktor listrik yang baik.
Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut, diketahui bahwa air laut berisi
banyak kotoran seperti natrium klorida, magnesium klorida, kalsium klorida dan
sebagainya. Ion-ion klor membantu dalam konduksi dan karenanya kotoran ini
meningkatkan konduktivitas air. Saalinity meter menggunakan satu set elektroda
untuk mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi
untuk memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang
diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinity meter dengan air yang
diukur. Hal ini diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi
dengan kotoran tetapi variasi terhadap suhu juga. Kenaikan terjadi sekitar 2,2%
untuk setiap kenaikan derajat tunggal suhu. Dapar dilihat juga alarm audio
visual yang aktif setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna
dalam kasus generator air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika
salinitas meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang
tersimpan dari keadaan tidak murni
3.
Salinity Temperature Depth Recorder (alat perekam suhu dan salinitas).
alat
ini adalah alat yang lebih canggih jika dibandingkan 2 alat diatas. Karena alat ini diturunkan ke dasar laut alat ini
akan mencatat secara otomatis suhu dan kadar salinitas di tempat tersebut.yang
lebih canggih. Temperature Depth Recorder : Prinsip
kerja dari alat ini tidak jauh berbeda
dengan
salinometer, yaitu dengan memanfaatkan sifat konduktivitas listrik pada air.
Alat ini sangat berguna untuk mengukur salinitas air pada kedalaman yang sangat
jauh dari permukaan air, misalnya di laut.
Alat ini bekerja dan mendapatkan hasil pengukuran dengan prinsip konduktivitas
dan juga sensor suhu. Setelah sampel air didapatkan, sampel untuk
penentuan salinitas harus dikumpulkan dengan hati-hati, dalam rangka untuk
memastikan bahwa tidak ada kristal garam yang terperangkap di tutup. Botol
sampel yang memastikan penguapan diabaikan untuk digunakan, ini harus
divalidasi oleh laboratorium masing-masing. Sampel harus dianalisis menggunakan
salinometer yang telah hati-hati menggunakan air laut IAPSO Standar. Adalah
penting bahwa jenis lain dari air laut standar harus dikalibrasi terhadap air
laut dan tidak IAPSO Standar terhadap standar KCl yang IAPSO Standar air laut
dikalibrasi.
TENTANG PENULIS
Penulis yang bernama lengkap yuli astuti, yang lahir di kisam
kecamatan kisam tinggi , Ogan Komering Ulu Selatan pada 01 juli 1995. Penulis
merupakan anak kedua dari 3 bersaudara ( kakak : Sri Jayati,S.Pd, adek : Tri Lestari ) lahir dari pasangan
bapak syawaludin dan ibu umi aminah. Memulai pendidikan di SD negeri 1 lubuk
harjo tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan pendidikan
di
SMP Negeri 3 Belitang Madang Raya tahun 2008-2010, selanjutnya menempuh jenjang
menengah atas di SMA LPB belitang tahun 2010-2013.karier pendidikan dilanjutkan
di Universtas muhammadiyah metro mengambil jurusan S1 pendidikan fisika.
Memiliki
moto hidup “ Tiada Hari Tanpa Belajar”, baginya
hidup ini adalah tempat untuk belajar semua hal. Walaupun didalam belajar
mengalami kegagalan tetapi kegagalan baginya adalah kesempatan untuk memulai
kembali. Jadi seberapa sering gagal itu dialami akan membuat semakin dekat
dengan keberhasilan , dan keberhasilan itu akan dekat dengan suksesan. Penulis
menyusun buku ini yang di dedikasikan untuk ayahanda dan ibu tercinta.
Salam
rindu untuk kalian berdua..............!!!!
Tri
Yuliani,bisa di panggil Yuli,lahir di Muara Tenang Tanjung Raya Mesuji, lahir
pada tanggal 2 Juli 1995,anak dari Bapak Sardi dan Ibu Suparti. Menyelesaikan
pendidikan SD di SD Negeri 01 Muara Tenang lulus pada tahun 2007 ,melanjutkan
sekolah di SMP Setia Bhakti Tanjung Raya lulus tahun 2010,dan berlanjut di SMA
Negeri 1 Tanjung Raya lulus pada tahun 2013 dan saat ini masih
menjadi
mahasiswa di Universitas Muhammadyah Metro. Memiliki motto ”Kejar lah apa yang kau
inginkan,sampai kau mendapatkan nya”.
Dwi
Rahayu,dengan nama panggilan Dwi, lahir di Pulau Geranggang Sumatra Selatan
pada tanggal 26 Desember 1995,anak dari bapak
Sarwono dan Ibu Sunarti hidup”. Menyelesaikan pendidikan SD di SD Negeri
1 Pedamaran Timur lulus tahun 2007,Melanjutkan di SMP Negeri 7 Metro lulus pada
tahun 2010,dan melanjutkan di SMA Negeri 1 Pedamaran Timur,dan sekarang masih
menjadi Mahasiswa di
Universitas
Muhammadyah Metro. dengan motto “Keberhaasilan itu menuntut banyak hal dan
memiliki prinsip
Putu
Swastika, biasa di panggil Putu, lahir di Kebun Sari tanggal 27 September 1995,
anak dari bapak Wayan Griye dan ibu bernama Wayan Karti, Menyelesaikan
pendidikan SD di SD Negeri Rejo Sari,berlanjut sekolah di SMP Negeri 1 Negeri
Agung,dan melanjutkan pendidikan di SMA Kartikatama Metro,saat ini masih
menjadi Mahasiswa di Universitas Muhammadyah Metro.
dengan
hobby bermain sepak bola. Memiliki motto”Merubah semua dan bertambah taqwa”.
DAFTAR
PUSTAKA