BUNGA JATUH

Minggu, 21 Desember 2014




Karya mahasiswa fisika angkatan 2013


ALAT UKUR SALINITAS AIR
SALINOMETER

-         Yuli astuti
-    
 
Untuk mahasiswa ilmu-ilmu eksakta
dan kalangan umum    

ALAT UKUR SALINITAS AIR ( SALINOMETER)
UNTUK MAHASISWA ILMU-ILMU EKSAKTA
DAN KALANGAN UMUM

Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Salinitas adalah kadar garam atau tingkat keasinan yang terkadung pada air, salinitas juga terdapat pada tanah. Salinitas yang terkandung pada air danau dan sungai terhitung rendah maka air pada danau dan sungai dikategorikan sebagai air tawar.
                                                



PENERBIT


BAB I
 



A.      PENGUKURAN
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika, teknologi informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini disebabkan di dalam fisika mengandung prinsip-prinsip dasar mengenai gejala-gejala alam yang ada di sekitar kita. Fenomena dan gejala-gejala alam tersebut meliputi besaran-besaran fisika di antaranya: gerak, cahaya, kalor, listrik, dan energi.
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Dalam fisika dan teknik, pengukuran merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur terkena error peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern.
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka. Satuan adalah pembagi dalam suatu pengukuran. Satuan baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua pengukuran. Satuan tidak baku adalah satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil tidak sama untuk orang yang berlainan.
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Unsur pokok dalam kegiatan pengukuran ini, antara lain adalah sebagai berikut:
1.         tujuan pengukuran.
2.         ada objek ukur
3.         alat ukur
4.         proses pengukuran
5.         hasil pengukuran kuantitatif.
Pengertian pengukuran menurut para ahli:
1.      Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
2.       Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.
3.      Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.
4.      Menurut Suharsimi Arikunto pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran.
5.       Menurut Pflanzagl’s pengukuran adalah proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendiskripsikan suatu atribut empiri dari suatu produk atau kejadian dengan ketentuan tertentu.
Pada saat melakukan pengukuran,kita dihadapkan kepada ketidakpastian nilai besaran yang diukur. Kita tidak akan pernah bisa mendapatkan hasil pengukuran dengan nilai yang sebenarnya,melainkan hasil yang kita peroleh hanya mendekati semata. Pendekatan nilai kebenaran pengukuran dapat dilakukan dengan cara kita melakukan pengakuran berulang-ulang. Di dalam pengukuran,nilai benar sebuah pengukuran yang berulang-ulang mendekati tak terhingga dengan nilai simpangan rata-rata mendekati nol. Semakin banyak pengkuran yang dilakukan,rata-rata nilai pengukuran akan semakin mendekati nilai benar. Dalam suatu pengukuran di kenal macam-macam istilah sebagai berikut:
a.      Akurasi dan Presisi
Akurasi adalah pendekatan pembacaan alat ukurdengan nilai yang benar dari besaran yang diukur. Hasil pengukuran yang mendekati nilai benar berarti mempunyai tingkat akurasi yang tinggi. Sebaliknya, jika hasil pengukurannya jauh dari nilai benar berarti mempunyai akurasi yang rendah. Presisi adalah ukuran kedekatan nilai dari hasil pengukuran satu dengan yang lain pada pengukuran secara berulang. Alat yang mempunyai presisi rendah menghasilkan pengukuran yang saling berdekatan dan mempunyai simpangan yang kecil. Alat yang mempunyai presisi rendah menghasilkan pengukuran yang saling berjauhan dan mempunyai simpangan yang besar.
b.      Sensitivitas
Dalam kehidupan sehari-hari sering didengarkata sensitivitas yang menunjukan perubahan yang cukup besar karena masukan yang kecil. Di dalam pengukuran, sensitivitas menunjukan perbandingan antara besarnya sinyal keluaran(sering disebut respon) dengan besarnya sinyal masukan atau besaran yang di ukur. Alat ukur yang sensitive berarti sinyal yang cukup kecil dapat menyebabkan sinnyal keluaran yang cukup besar dan dapat mengukur dengan ketelitian yang tinggi.
c.       Resolusi atau Diskriminasi
Nilai terkecil dari besaaran yang dapat dibaca dengan dinamakan resolusi. Sebagai contoh, sebuah voltmeter terbagi atas 100 skala dengan nilai terbesar skala yang terbaca adalah 200 v dan 1/10 dari pembagian skala dapat diperkirakan dengan tingkat kepastian yang cukup sehingga voltmeter dikatakan mempunyai resolusi 1/10 x 200/100 = 0,2 volt.  Peralatan yang resolusinya tinggi bisa saja tidak sensitive karena membutuhkan nilai sinyal masukan yang cukup vesar untuk membacanya.


BAB II

 


A.    SALINITAS
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas merupakan bagian dari sifat fisik dan kimia suatu perairan, selain suhu, pH, substrat dan lain-lain.
Pengertian menurut beberapa referensi buku:
Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua bahan anorganik telah dioksida.Salinitas dinyatakan dalam satuan promil (%) atau g/kg (denada, 2011).
Salinitas dipengaruhi oleh pasang surut, curah hujan, penguapan, presipitasi dan topografi suatu perairan. Akibatnya, salinitas suatu perairan dapat sama atau berbeda dengan perairan lainnya, misalnya perairan darat, laut dan payau. Kisaran salinitas air laut adalah 30-35‰, estuari 5-35‰ dan air tawar 0,5-5‰ (Nybakken, 1992).
 ( Nontji, 2007). Menghitung nilai salinitas secara fisik adalah untuk menentukan salinitas melalui konduktivitas air laut. Alat-alat elektronik canggih menggunakan prinsip konduktivitas. Salah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah salinometer yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya. Selain itu telah pula dikembangkan pula alat STD (salinity-temperature-depth recorder) yang apabila diturunkan ke dalam laut dapat dengan otomatis membuat kurva salinitas dan suhu terhadap kedalaman di lokasi tersebut.
(Irkhos: 2005.32) Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa garam-garam magnesium, kalsium, kalium dan sebagainya. Dalam literatur oseanografi dikenal istilah salinitas yang maksudnya ialah jumlah berat semua garam yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan (pro mil, gram per liter).
Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida .
Salinitas juga merupakan parameter yang digunakan dalam pengkajian oseanografi. Salinitas juga sangat membantu dalam mempelajari gerak masssa air, hal ini berhubungan dengan pencampuran. Konsentrasi garam terlarut dalam air laut sebagian besar berupa ion klorida, natrium, sulfat, magnesium, kalsium, kalium, bikarbonat, bromida, borat, stronsium dan florida. Dimana semuanya memiliki komposisi dilautan yang relatif tetap .
Dengan pengecualian, terdapat variasi rasio kalsium dan bikarbonat yang relatif kecil karena keterlibatan unsur tersebut dalam proses biologi dengan rasio kalsium dan bikarbonat pada salinitas adalah 0,5% dan 10-20% lebih bar dikedalaman dari pada dalam air permukaan. Konsentrasi rata-rata garam terlarut di lautan adalah 3,5% terdapat berat atau dengan bagian per seribu menjadi 35%. Sekarang salinitas diekspresikan dalam rasio sehingga mempermudah kita dalam mengetahui apa saja yang konsentrasi .
Di dalam buku ini kami memberi informasi singkat dan jelas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan alat ukur salinitas dan cara pengukuran salinitas . Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.

a.    Berikut merupakan metode-metode yang digunakan dalam pengukuran salinitas baik secara kimia maupun fisika adalah :
Penentiuan nilai salinitas air laut dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik yang berdasarkan metode kimia maupun metode fisika. Diantaranya yang umum dilakukan adalah:
1.        Metode titrasi khlor.
Metode titrasi khlor merupakan metode klasik dalam pengukuran salinitas air laut. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh OTTO PATTERSON yang kemudian metode tersebut disempurnakan oleh M. KNUDSEN. Metode ini hingga sekarang dikenal sebagai "Metode Knudsen" (U.S. HYDROGRAPHIC OFFICE 1959). Dalam metode ini ion khlor diikat oleh ion perak sehingga terbentuk ga-ram perak yaitu perak khlorida (AgCl2) yang akan mengendap. Sebagai indikator reaksi tersebut digunakan garam khromat (K2CrO4). Jumlah ion perak yang dinyata-kan dalam jumlah gram perak nitrat yang diperlukan dalam reaksi tersebut menun-jukkan besarnya nilai salinitas setelah dihi-tung melalui rumus konversi. Perincian se-lengkapnya mengenai persiapan pereaksi dan pelaksanaan pengukuran dapat dibaca dalam U.S. HYDROGRAPHIC OFFICE A (1959) Publication 607.
Ketelitian pengukuran berdasarkan meto-de Knudsen adalah 0,02 ‰ (MAMAYEV 1975), dan metode ini sudah jarang diguna-kan oleh karena kurang praktis untuk dilaku-kan di lapangan dan besar biayanya.



2.        Metode berat jenis
Berat jenis air laut tergantung pada nilai suhu dan salinitasnya . Dengan menentukan berat jenis dan suhu suatu air laut, maka nilai salinitas air laut tersebut dapat ditentu-kan. Alat ukur yang menggunakan metode ini disebut Hydrometer. Ada dua jenis hydrometer yaitu "density hydrometer" yang mengukur berat jenis air laut dan nilai salinitas dihitung dari tabel alat tersebut, dan "salinity hydrometer" yang langsung menun-jukkan nilai slinitas air laut yang bersangkut-an. Ketelitian hydrometer hingga 0,10 ‰. Alat ini biasanya digunakan sebagai alat ukur penguji sementara dan untuk pengukuran sa-linitas secara kasar.
3.      Metode pembiasan cahaya
Cahaya yang menembus permukaan an-tara dua zat yang berbeda berat jenisnya akan mengalami pembelokan arah penjala-rannya. Peristiwa ini dikenal dengan nama pembiasan cahaya. Perbandingan antara si-nus sudut datang dan sinus sudut bias ca-haya disebut indeks bias. Indeks bias air laut merupakan fungsi dari suhu dan salinitas serta panjang gelombang cahaya. Dengan mengukur suhu dan indeks bias air laut untuk suatu panjang gelombang cahaya tertentu, nilai salinitas air laut dapat ditentukan. Alat ukur yang berdasarkan metode ini dinamakan "refraktometer". Refraktometer memerlukan contoh air laut antara beberapa tetes hingga sekitar 15 ml, tergantung pada jenis alatnya. Ketelitian alat ukur ini berkisar antara 0,5 ‰ hingga 0,05 ‰ Alat ukur ini ringkas dan sangat praktis untuk digunakan di lapangan.
4.      Metode daya hantar listrik
Air laut merupakan suatu larutan elek-trolit yang artinya dapat menghantarkan aliran listrik. Sifat daya hantar listrik ini bergantung pada nilai salinitas dan suhu air laut. Hubungan antara salinitas dengan daya hantar listrik air laut pada 15° C adalah :
Saiinitas ‰ =
- 0,08996+ 28,79720R15 - 12,800832R215 -10,67869R315+ 5,98624R415 - l,32311R515
dimana R15 adalah perbandingan antara daya hantar listrik air laut yang diukur terhadap hantar air laut bersalinitas 35 ‰ pada suhu pengukuran 15° C.
Hampir semua pengukuran saiinitas dewa-sa ini menggunakan metode daya hantar listrik. Metode ini memberikan beberapa keuntungan dibandingkan dengan metode lain, antara lain pengukuran menjadi sangat praktis dengan ketelitian yang tinggi. Kete-litian alat ukur ini sangat bervariasi yaitu antara 0,1 ‰ hingga 0,003 ‰ tergantung pada tujuan pengukuran yang dilakukan. Untuk studi biologi kelautan ketelitian sebesar 0,1 ‰ umumnya sudah dianggap sudah mencukupi, tetapi untuk studi dinamika massa air diperlukan ketelitian minimal 0,01 ‰
Untuk mencapai ketelitian yang tinggi di perlukan sistem alat ukur yang sangat peka dan hal ini berkaitan erat dengan harga alat ukur tersebut.
b.      Penentuan Salinitas Air
1.      Cara Sederhana
Cara sederhana menentukan salinitas air yaitu dengan cara mengambil air, misalnya air laut dalam takaran tertentu, misalnya 1 liter, lalu air laut diuapkan sampai tertinggal garamnya. Garam yang tertinggal ditimbang. Jika berat garam itu 35 gram, berarti kadar salinitasnya 35 gram.
2.      Cara Yang Lebih Maju Dengan Menggunakan Alat Yang Namanya Salinometer.
Salinometer merupakan instrument yang digunakan untuk mengukur kadar keasinan/salinitas pada air dengan menggunakan prinsip konduktivitas listrik pada air:


c.       Alat ukur yang digunakan untuk mengukur salinitas dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Alat ukur yang langsung mengukur nilai salinitas ketika alat tersebut dicelupkan ke dalam air. Umumnya di samping mengukur saiinitas, alat ini mengukur pula suhu air laut dan kedalaman pe ngukuran atau sejumlah besaran lainnya seperti pH, kadar oksigen terlarut, kejer- nihan air dan kecepatan suara di air tergantung dari tipe alat ukurnya. Alat ukur yang termasuk dalam kelompok ini misalnya STD meter (Salinity, Tem perature, Depth meter), salithermograph (hanya mengukur saiinitas dan suhu air) dan jenis "water quality checker" se-perti Horiba.
2. Alat ukur yang memerlukan contoh air laut. Alat ukur ini disebut "salinometer", dan pada umumnya salinometer mem- punyai ketelitian yang lebih baik diban dingkan dengan alat ukur kelompok pertama. Gambar 1 adalah contoh dari salinometer.

d.      Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor berikut :
1.      Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya.
2.      Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya.
3.      Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan sebaliknya.
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan juga menunjukkan bahwa pantai Kenjeran memiliki pH 7 yang termasuk pH normal (tidak asam dan tidak basa). Apabila pH rusak (terlalu asam atau terlalu basa) maka akan menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan CO2 yang akan dapat membahayakan kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.

e.         Satuan Salinitas
Salinitas dinyatakan dengan satuan per mil gram per liter, artinya jumlah berat garam yang terlarut dalam satu liter air laut dinyatakan dalam per mil (‰) yaitu per seribu kilo.

f.         Salinitas air berdasarkan persentase garam terlarut
Salinitas Air Berdasarkan Persentase Garam Terlarut
Air Tawar
Air Payau
Air Saline
Brine
< 0.05 %
0.05 – 3 %
3 – 5 %
> 5 %
Zat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas yang terlarut. Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55,04%), natrium (30,61%), sulfat (7,68%), magnesium (3.69%), kalsium (1,16%), kalium (1,10%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama dari garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas. Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.
Kandungan garam mempunyai pengaruh pada sifat-sifat air laut. Karena mengandung garam, titik beku air laut menjadi lebih rendah daripada 0 0C (air laut yang bersalinitas 35 %o titik bekunya -1,9 0C), sementara kerapatannya meningkat sampai titik beku (kerapatan maksimum air murni terjadi pada suhu 4 0C). Sifat ini sangat penting sebagai penggerak pertukaran massa air panas dan dingin, memungkinkan air permukaan yang dingin terbentuk dan tenggelam ke dasar sementara air dengan suhu yang lebih hangat akan terangkat ke atas. Sedangkan titik beku dibawah 00 C memungkinkan kolom air laut tidak membeku. Sifat air laut yang dipengaruhi langsung oleh salinitas adalah konduktivitas dan tekanan osmosis.
Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida terutama klorida adalah anion yang paling banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap “Copenhagen water”, air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia. Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (psu, Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar. Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.

















BAB III

 


A.    SALINOMETER
Salinometer merupakan instrument yang digunakan untuk mengukur kadar keasinan/salinitas pada air dengan menggunakan prinsip konduktivitas listrik pada air. Alat ini berupa sebuah tabung gelas bertangkai kecil yang menggelembung pada bagian bawahnya yang berisi busa merah.
Salinometer Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa digunakan di lapangan atau outdoor. Meskipun pengguna salInometer akan memberikan hasil pengukuran yang relatif kasar, namun sudah cukup baik bila dilakukan dengan benar. prinsip kerja salinometer didasarkan pada konduktivitas listrik pada air. Dalam pengukurannya, salinometer menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai konduktor listrik yang baik. Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut, diketahui bahwa air laut berisi banyak kotoran seperti natrium klorida, magnesium klorida, kalsium klorida dan sebagainya. Ion-ion klor membantu dalam konduksi dan karenanya kotoran ini meningkatkan konduktivitas air.
Salinometer menggunakan satu set elektroda untuk mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi untuk memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinometer dengan air yang diukur. Hal ini diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi dengan kotoran tetapi variasi terhadap suhu juga. Kenaikan terjadi sekitar 2,2% untuk setiap kenaikan derajat tunggal suhu.
Dapar dilihat juga alarm audio visual yang aktif setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna dalam kasus generator air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika salinitas meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang tersimpan dari keadaan tidak murni.

B.     Prinsip kerja Salinometer
Seperti yang disebutkan penjelasan di atas, prinsip kerja salinometer didasarkan pada konduktivitas listrik pada air. Dalam pengukurannya, salinometer menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai konduktor listrik yang baik. Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut, diketahui bahwa air laut berisi banyak kotoran seperti natrium klorida, magnesium klorida, kalsium klorida dan sebagainya. Ion-ion klor membantu dalam konduksi dan karenanya kotoran ini meningkatkan konduktivitas air.
Salinometer menggunakan satu set elektroda untuk mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi untuk memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinometer dengan air yang diukur. Hal ini diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi dengan kotoran tetapi variasi terhadap suhu juga. Kenaikan terjadi sekitar 2,2% untuk setiap kenaikan derajat tunggal suhu. Dapar dilihat juga alarm audio visual yang aktif setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna dalam kasus generator air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika salinitas meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang tersimpan dari keadaan tidak murni.

C.    Koreksi drift salinometer (Sd)
Yang dimaksud dengan "drift salinometer" adalah perbedaan hasil pengukuran untuk air laut yang sama akibat adanya perbe-daan waktu pengukuran yang disebabkan oleh kondisi salinometer tersebut. Untuk mengkoreksi drift saiinometer tersebut perlu diiakukan pengukuran ulang dari air laut anak baku secara berkala dengan teliti, misalnya tiap 10 atau 20 kali pengukuran contoh air laut. Sebelum diiakukan pengukuran tersebut, sel salinometer harus dibilas dulu beberapa kali dengan air laut anak baku tersebut. Jikalau terdapat perbe-daan nilai salinitas antara 2 pengukuran air laut anak baku yang terturutan dan de-ngan menganggap bahwa drift salinometer tersebut terjadi secara linier terhadap waktu, maka nilai koreksi yang harus ditambahkan kepada nilai salinitas contoh air laut adalah :
Sd = i/(n+l)(Ssub1-Ssub2)
dimana:
 i adalah pengukuran contoh air laut ke i
n adalah jumlah pengukuran con-toh air laut antara 2 pengukuran air laut anak baku yang
bertumtan.
Ssub 1 dan Ssub 2 adalah salinitas air laut anak baku hasil pengukuran ke 1 dan 2
Dalam melakukan koreksi ini lama waktu yang sama untuk tiap kali pengukuran akan memberikan nilai koreksi yang lebih baik. Kebutuhan akan air anak baku sebagai peng-ukuran ada tidaknya drift salinometer me-meriukan kondisi air laut anak baku tersebut yang sama dalam tiap kali pengukuran. Oleh karena itu penyiapan air laut anak baku yang cukup dan menghindarkannya dari penguapan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Pemakaian air laut baku da-lam hal ini akan lebih baik, tetapi akan memerlukan air laut baku dalam jumlah banyak.
saling berkaitan. Peristiwa-peristiwa tersebut dipengaruhi. oleh berbagai faktor yang tidak berdiri sendiri, tetapi berinteraksi. Hal yang sama juga terjadi di lingkungan Laut. Oleh karena itu walaupun salinitas me-rupakan suatu besaran yang penting dalam ilmu kelautan, besar - besaran lainnya seperti suhu, kandungan oksigen dalam air laut, kandungan zat hara di air laut dan sebagai-nya tidak dapat diabaikan. Walaupun demikian pada beberapa hal peranan salinitas tersebut memang menonjol dibandingkan dengan besaran-besaran lainnya.

D.      Tabel Spesifikasi Salinometer
No
Aspek yang diamati
Hasil  pengamatan
1
Tipe/ Model Alat
Analog
2
Kegunaan
Untuk mengukur kadar salinitas suatu air
3
Batas ukur
0 – 50 % kadar garam
4
Ketelitian
0,5 % kadar garam


E.       Tabel Bagian dan Fungsi salinometer
No
Bagian
Fungsi dan kegunaan
1
Batang skala
Menunjukkan hasil pengukuran
2
Tabung kaca
Penupang batang kaca
3
Gabus warna merah
Sebagai beban yang membantu timbulnya gaya apung pada alat

F.        Cara pengoprasian salinometer
a.         Mengkalibrasikan alat terlebih dahulu
b.        Memasukkan salinometer kedalam wadah yang berisi air yang akan diukur kadar
Garamnya
c.         Mengamati skala yang ditunjukkan oleh alat








G.    MACAM – MACAM ALAT UKUR SALINITAS SELAIN SALINOMETER
1.      Refraktometer
Refraktometer merupakan alat pengukur salinitas yang cukup umum. Juga disebut sebagai pengukur indeks pembiasan pada cairan yg dapat digunakan untuk mengukur kadar garam / konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb.
Prinsip alat ini adalah dengan memanfaatkan indeks bias cahaya untuk mengetahui tingkat salinitas air, karena memanfaatkan cahaya maka alat ini harus dipakai ditempat yang mendapatkan banyak cahaya atau lebih baik kalau digunakan dibawah sinar matahari jadi sehabis kita mengambil sampel air laut kita langsung menghitungnya dengan alat ini.  Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada permulaan abad 20.Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut.
Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standart.
Berikut langkah - langkahnya :
a.         Tetesi refraktometer dengan aquadest
b.         Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal 
c.         Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya 
d.        Lihat ditempat yang bercahaya
e.          Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih
f.          Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya
g.         Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan refraktometer di
tempat kering   

Ø  Kelemahan:
zat yang terlarut dianggap seluruhnya gula (untuk refraktometer sucrose) sedangkan untuk refraktometer garam (salt) zat terlarutnya dianggap sebagai garam NaCl.seluruhnya. ada 2 refraktometer : digital dan manual yang digital cukup taruh cairan pada hole sample (2-5 mL) tekan start, keluar hasil di display. yang manual, cukup taruh 2-3 tetes dipermukaan lensa kemudian ditutup, dari ujung lubang diintip maka akan kelihatan batas terang gelap pada sekala berapa.

Ø    Keuntungan:
Refraktometer alat ini bekerja berdasarkan indeks bias, dimana
indeks bias berubah untuk setiap perubahan brix.

2.      Salinity Meter (Alat Pengukur Kadar Garam Terlarut dalam Air)

adalah satu alat yang paling popular untuk mengukur salinitas dengan ketelitian tinggi ialah salinity meter yang bekerjanya didasarkan pada daya hantar listrik. Makin besar salinitas, makin besar pula daya hantar listriknya.

Prinsip kerja Salinity meter : Seperti yang disebutkan penjelasan di atas, prinsip kerja salinity meter didasarkan pada konduktivitas listrik pada air. Dalam pengukurannya, salinity meter menggunakan sifat dari air, yaitu air sebagai konduktor listrik yang baik. Misalnya dalam pengukuran salinitas air laut, diketahui bahwa air laut berisi banyak kotoran seperti natrium klorida, magnesium klorida, kalsium klorida dan sebagainya. Ion-ion klor membantu dalam konduksi dan karenanya kotoran ini meningkatkan konduktivitas air. Saalinity meter menggunakan satu set elektroda untuk mengukur konduktivitas sinyal yang diumpankan ke meter yang dikalibrasi untuk memberikan bacaan kepada pengguna. Ada juga kompensasi sistem suhu yang diperlukan untuk menyesuaikan kondisi salinity meter dengan air yang diukur. Hal ini diperlukan karena konduktivitas air tidak hanya bervariasi dengan kotoran tetapi variasi terhadap suhu juga. Kenaikan terjadi sekitar 2,2% untuk setiap kenaikan derajat tunggal suhu. Dapar dilihat juga alarm audio visual yang aktif setelah nilai preset salinitas tercapai. Hal ini berguna dalam kasus generator air tawar di mana output akan dialihkan untuk dialirkan jika salinitas meningkat melampaui batas tertentu sehingga menjaga air yang tersimpan dari keadaan tidak murni

3.      Salinity Temperature Depth Recorder (alat perekam suhu dan salinitas).
alat ini adalah alat yang lebih canggih jika dibandingkan 2 alat diatas. Karena  alat ini diturunkan ke dasar laut alat ini akan mencatat secara otomatis suhu dan kadar salinitas di tempat tersebut.yang lebih canggih. Temperature Depth Recorder : Prinsip kerja dari alat ini tidak jauh berbeda
dengan salinometer, yaitu dengan memanfaatkan sifat konduktivitas listrik pada air. Alat ini sangat berguna untuk mengukur salinitas air pada kedalaman yang sangat jauh dari permukaan air, misalnya di laut.
Alat ini bekerja dan mendapatkan hasil pengukuran dengan prinsip konduktivitas dan juga sensor suhu. Setelah sampel air didapatkan, sampel untuk penentuan salinitas harus dikumpulkan dengan hati-hati, dalam rangka untuk memastikan bahwa tidak ada kristal garam yang terperangkap di tutup. Botol sampel yang memastikan penguapan diabaikan untuk digunakan, ini harus divalidasi oleh laboratorium masing-masing. Sampel harus dianalisis menggunakan salinometer yang telah hati-hati menggunakan air laut IAPSO Standar. Adalah penting bahwa jenis lain dari air laut standar harus dikalibrasi terhadap air laut dan tidak IAPSO Standar terhadap standar KCl yang IAPSO Standar air laut dikalibrasi.


TENTANG PENULIS
Penulis yang bernama lengkap yuli astuti, yang lahir di kisam kecamatan kisam tinggi , Ogan Komering Ulu Selatan pada 01 juli 1995. Penulis merupakan anak kedua dari 3 bersaudara ( kakak : Sri Jayati,S.Pd,  adek : Tri Lestari ) lahir dari pasangan bapak syawaludin dan ibu umi aminah. Memulai pendidikan di SD negeri 1 lubuk harjo tahun 2002-2008, kemudian melanjutkan pendidikan
di SMP Negeri 3 Belitang Madang Raya tahun 2008-2010, selanjutnya menempuh jenjang menengah atas di SMA LPB belitang tahun 2010-2013.karier pendidikan dilanjutkan di Universtas muhammadiyah metro mengambil jurusan S1 pendidikan fisika.
Memiliki moto hidup “ Tiada Hari Tanpa Belajar”, baginya hidup ini adalah tempat untuk belajar semua hal. Walaupun didalam belajar mengalami kegagalan tetapi kegagalan baginya adalah kesempatan untuk memulai kembali. Jadi seberapa sering gagal itu dialami akan membuat semakin dekat dengan keberhasilan , dan keberhasilan itu akan dekat dengan suksesan. Penulis menyusun buku ini yang di dedikasikan untuk ayahanda dan ibu tercinta.
Salam rindu untuk kalian berdua..............!!!!


Tri Yuliani,bisa di panggil Yuli,lahir di Muara Tenang Tanjung Raya Mesuji, lahir pada tanggal 2 Juli 1995,anak dari Bapak Sardi dan Ibu Suparti. Menyelesaikan pendidikan SD di SD Negeri 01 Muara Tenang lulus pada tahun 2007 ,melanjutkan sekolah di SMP Setia Bhakti Tanjung Raya lulus tahun 2010,dan berlanjut di SMA Negeri 1 Tanjung Raya lulus pada tahun 2013 dan saat ini masih
menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadyah Metro. Memiliki motto ”Kejar lah apa yang kau inginkan,sampai kau mendapatkan nya”.


Dwi Rahayu,dengan nama panggilan Dwi, lahir di Pulau Geranggang Sumatra Selatan pada tanggal 26 Desember 1995,anak dari bapak  Sarwono dan Ibu Sunarti hidup”. Menyelesaikan pendidikan SD di SD Negeri 1 Pedamaran Timur lulus tahun 2007,Melanjutkan di SMP Negeri 7 Metro lulus pada tahun 2010,dan melanjutkan di SMA Negeri 1 Pedamaran Timur,dan sekarang masih menjadi Mahasiswa di
Universitas Muhammadyah Metro. dengan motto “Keberhaasilan itu menuntut banyak hal dan memiliki prinsip


Putu Swastika, biasa di panggil Putu, lahir di Kebun Sari tanggal 27 September 1995, anak dari bapak Wayan Griye dan ibu bernama Wayan Karti, Menyelesaikan pendidikan SD di SD Negeri Rejo Sari,berlanjut sekolah di SMP Negeri 1 Negeri Agung,dan melanjutkan pendidikan di SMA Kartikatama Metro,saat ini masih menjadi Mahasiswa di Universitas Muhammadyah Metro.
dengan hobby bermain sepak bola. Memiliki motto”Merubah semua dan bertambah taqwa”.


DAFTAR PUSTAKA